Contoh & Tips Bikin Surat Lamaran Kerja di Email Biar Auto Diterima

Daftar Isi

Melamar kerja via email itu sudah jadi hal yang paling umum sekarang. Beda sama dulu yang masih kirim lewat pos, sekarang semua serba digital. Ini bikin prosesnya jadi lebih cepat, tapi juga persaingannya makin ketat. Setiap hari, tim HRD di perusahaan bisa menerima puluhan, bahkan ratusan email lamaran kerja. Nah, biar lamaranmu nggak tenggelam dan malah dilirik, kamu butuh trik khusus dalam menulis surat lamaran di email.

Surat lamaran di email ini adalah ‘gerbang’ pertama yang dilihat rekruter. Kalau isinya nggak jelas atau formatnya berantakan, bisa-bisa langsung di-skip lho. Jadi, penting banget buat memperhatikan setiap detail kecil, mulai dari subjek email sampai cara melampirkan dokumen. Intinya, buat kesan pertama yang baik supaya kamu punya peluang dipanggil interview.

contoh email lamaran kerja
Image just for illustration

Bagian-Bagian Penting dalam Surat Lamaran Email

Sama seperti surat lamaran fisik, surat lamaran yang dikirim lewat email juga punya bagian-bagian penting yang wajib ada. Ini bukan sekadar formalitas, tapi fungsinya vital biar informasi yang kamu sampaikan bisa diterima dengan baik oleh rekruter. Memastikan semua bagian ini lengkap dan tertata rapi itu kunci utamanya.

Ada tiga bagian utama yang harus kamu perhatikan saat membuat surat lamaran di email. Pertama, Subjek Email. Ini yang pertama kali dilihat rekruter di kotak masuk mereka. Kedua, Isi Email atau badan email, di sinilah kamu ‘menjual’ diri kamu secara singkat. Ketiga, Lampiran, tempat dokumen pendukung penting seperti CV, ijazah, dan lainnya.

Subjek Email: Penentu Pertama Nasib Lamaranmu

Oke, bagian ini krusial banget! Subjek email itu ibarat judul di koran. Kalau judulnya menarik dan jelas, orang baru mau baca isinya. Sama halnya dengan lamaran kerja. Subjek email yang jelas, informatif, dan sesuai instruksi (kalau ada) akan membuat emailmu dilirik duluan di antara tumpukan email lainnya.

Bayangin kalau kamu HRD, terus terima puluhan email dengan subjek cuma “Lamaran Kerja” atau “Mau Melamar”. Pasti bingung kan ini lamar posisi apa, atas nama siapa. Beda kalau subjeknya langsung menyebutkan posisi yang dilamar dan nama pelamar. Ini bikin rekruter gampang mengidentifikasi dan memprioritaskan email kamu.

Contoh Subjek Email yang Bagus:

  • Lamaran Kerja - [Posisi yang Dilamar] - [Nama Lengkap Kamu]
  • Application for [Job Title] - [Your Full Name] (untuk perusahaan multinasional atau jika diminta)
  • Lamaran Posisi [Nama Posisi] - [Nama Kamu] - [Kode Lowongan, jika ada]
  • Fresh Graduate Application - [Nama Posisi] - [Nama Kamu]
  • Surat Lamaran untuk [Posisi] di [Nama Perusahaan, jika spesifik]

Contoh Subjek Email yang Kurang Bagus (Hindari!):

  • Lamaran Kerja
  • CV
  • Penting: Lamaran Pekerjaan!
  • (Kosong) - Wah, ini fatal!
  • Mohon Dilihat - Surat Lamaran
  • File CV dan Lamaran

Lihat perbedaannya? Subjek yang bagus langsung to the point dan mencakup informasi penting. Ini menunjukkan profesionalisme dan memudahkan rekruter. Biasakan selalu cek ulang subjek email sebelum klik tombol kirim!

subjek email lamaran kerja
Image just for illustration

Isi Email: ‘Elevator Pitch’ Singkatmu

Setelah subjek email sukses menarik perhatian, saatnya isi email yang berbicara. Isi email ini bukan berarti kamu copas semua isi surat lamaran yang di attach di lampiran ya. Justru, isi email ini adalah versi ringkas dan padat dari surat lamaranmu. Anggap aja ini kayak ‘elevator pitch’, kamu harus bisa meyakinkan rekruter dalam waktu singkat (atau dalam beberapa paragraf pendek).

Isi email ini punya beberapa fungsi. Pertama, memperkenalkan diri. Kedua, menyebutkan posisi yang kamu lamar dan dari mana kamu tahu info lowongannya. Ketiga, menjelaskan secara singkat kenapa kamu ideal untuk posisi tersebut, highlight 1-2 skill atau pengalaman paling relevan. Keempat, memberitahu dokumen apa saja yang kamu lampirkan. Terakhir, ucapan terima kasih dan harapan untuk dipanggil interview.

Struktur Isi Email Lamaran:

  1. Sapaan: Gunakan sapaan formal seperti “Yth. Bapak/Ibu [Nama Recruiter, jika tahu]” atau “Yth. Tim Rekrutmen [Nama Perusahaan]”. Kalau tidak tahu nama spesifik, pakai sapaan umum tapi tetap formal.
  2. Pembukaan: Langsung sebutkan tujuan emailmu – melamar posisi apa. Sebutkan juga dari mana kamu mendapatkan informasi lowongan tersebut (website perusahaan, LinkedIn, job portal, referensi dari siapa, dll.).
  3. Paragraf Utama (Body): Ini bagian paling penting. Jelaskan secara singkat kenapa kamu tertarik dengan posisi tersebut dan kenapa kamu merasa cocok. Hubungkan skill atau pengalamanmu yang paling relevan dengan kualifikasi yang dicari. Pilih 1-2 poin paling kuat yang membuatmu menonjol.
  4. Penutup: Sebutkan bahwa CV dan dokumen pendukung lainnya sudah kamu lampirkan di email ini. Nyatakan harapanmu untuk bisa diberi kesempatan mengikuti proses selanjutnya, seperti interview. Ucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian rekruter.
  5. Salam Penutup: Gunakan “Hormat saya,” atau “Dengan hormat,”.
  6. Identitas: Tulis nama lengkapmu. Di bawah nama, bisa tambahkan nomor telepon aktif atau link profil LinkedIn jika relevan.

Pastikan setiap paragraf terdiri dari 3-5 kalimat saja. Jangan terlalu panjang dan bertele-tele. Gunakan bahasa yang lugas, sopan, dan profesional. Hindari singkatan gaul atau bahasa yang terlalu santai.

Lampiran: Dokumen Pendukung Keahlianmu

Setelah Subjek dan Isi Email oke, sekarang saatnya lampiran. Ini adalah tempat kamu melampirkan dokumen-dokumen penting seperti CV (Curriculum Vitae), surat lamaran (versi lengkap, ini opsional kalau isi email sudah cukup mewakili), ijazah, transkrip nilai, sertifikat keahlian, KTP, atau dokumen lain yang diminta perusahaan.

Format file lampiran itu penting banget. PDF adalah format yang paling disarankan. Kenapa? Karena format PDF itu universal, bisa dibuka di perangkat apapun tanpa mengubah format asli, dan ukurannya cenderung lebih stabil. Hindari mengirim dokumen dalam format Word (.doc/.docx) karena formatnya bisa berubah di perangkat penerima, atau format gambar (.jpg/.png) untuk dokumen penting, kecuali memang diminta.

Penamaan file juga harus profesional. Jangan pakai nama file seperti “CV Terbaru.pdf”, “scan_ijazah.jpg”, atau “dokumenku.pdf”. Gunakan format yang jelas dan informatif, contoh: CV_NamaLengkap_Posisi.pdf, SuratLamaran_NamaLengkap_Posisi.pdf, IjazahS1_NamaLengkap.pdf, TranskripNilai_NamaLengkap.pdf. Ini membantu rekruter mengorganisir file-file lamaran.

Perhatikan ukuran total lampiran. Jangan sampai terlalu besar (misalnya di atas 10MB) karena bisa membuat emailmu ditolak server atau membebani inbox rekruter. Kalau dokumennya banyak, coba gabungkan beberapa dokumen (misal: ijazah dan transkrip) jadi satu file PDF, atau kompres ukurannya jika memungkinkan.

Do’s and Don’ts Saat Mengirim Lamaran Via Email

Ada etika dan praktik terbaik yang perlu kamu tahu saat mengirim lamaran kerja lewat email. Mengikuti ini bisa meningkatkan peluang lamaranmu dibaca lho.

DO’S:

  1. Baca instruksi lowongan baik-baik: Kalau lowongan menyebutkan format subjek email atau dokumen tertentu, ikuti! Ini menunjukkan kamu teliti dan bisa mengikuti arahan.
  2. Gunakan alamat email profesional: Gunakan alamat email dengan format nama lengkapmu (contoh: namakamu@email.com). Hindari alamat email yang aneh-aneh atau alay (contoh: cewekcantik88@email.com, si_keren_ganteng@email.com).
  3. Tulis isi email yang singkat dan padat: Seperti yang dijelaskan di atas, jangan terlalu panjang. Langsung ke inti: siapa kamu, melamar apa, kenapa kamu cocok.
  4. Sebutkan posisi yang dilamar di subjek dan isi email: Ini wajib hukumnya biar rekruter nggak bingung.
  5. Sertakan nama file lampiran yang jelas dan profesional: Contoh: CV_NamaLengkap.pdf, Lamaran_NamaLengkap.pdf.
  6. Periksa kembali (Proofread) isi email dan dokumen: Cek ejaan, tata bahasa, nama perusahaan, nama rekruter (jika ada), dan detail lainnya. Typo itu bisa fatal dan bikin kamu terlihat kurang teliti.
  7. Kirim di waktu yang tepat: Hindari mengirim email di tengah malam atau dini hari. Waktu yang ideal biasanya di jam kerja (misal: pagi atau siang hari kerja).
  8. Uji coba kirim ke email sendiri: Sebelum kirim ke perusahaan, coba kirim dulu email lamaranmu ke alamat emailmu sendiri. Cek apakah formatnya sudah benar, lampirannya terkirim sempurna, dan tampilannya rapi.

DON’TS:

  1. Subjek email kosong atau tidak jelas: Ini kesalahan paling umum dan paling fatal.
  2. Isi email kosong atau cuma disuruh lihat lampiran: Email body itu penting untuk perkenalan dan menarik perhatian awal.
  3. Alamat email penerima salah: Pastikan alamat email HRD/perusahaan yang kamu tuju itu benar. Cek lagi!
  4. Ukuran lampiran terlalu besar: Ini bisa bikin emailmu nggak terkirim atau membebani server penerima.
  5. Menggunakan format file yang aneh atau sulit dibuka: PDF adalah yang terbaik. Hindari format seperti .rar, .zip (kalau tidak diminta), atau format yang hanya bisa dibuka dengan software khusus.
  6. Copy-paste template mentah tanpa diedit: Pastikan nama perusahaan, posisi yang dilamar, dan detail lainnya sudah diganti sesuai tujuan lamaran.
  7. Mengirim email ke banyak perusahaan sekaligus menggunakan CC atau BCC: Ini terlihat tidak profesional dan tidak personal sama sekali. Kirim email satu per satu ke setiap perusahaan.
  8. Melampirkan dokumen yang tidak diminta atau tidak relevan: Kirim hanya dokumen yang diminta atau yang relevan dengan posisi.

Contoh Surat Lamaran Kerja Lewat Email (Kasus Umum)

Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu: contoh konkret! Ini adalah template dasar yang bisa kamu modifikasi sesuai kebutuhanmu.

Contoh 1: Melamar Posisi Akuntan (Sumber Lowongan dari Job Portal)

Subjek Email: Lamaran Kerja - Akuntan - Budi Santoso

Isi Email:

Yth. Tim Rekrutmen PT Maju Bersama,

Dengan hormat,

Sehubungan dengan informasi lowongan pekerjaan yang saya temukan di situs Karirku.com pada tanggal 26 Oktober 2023, saya ingin mengajukan diri untuk mengisi posisi Akuntan di PT Maju Bersama.

Saya adalah lulusan S1 Akuntansi dari Universitas ABC dengan pengalaman 2 tahun sebagai Junior Akuntan di perusahaan XYZ. Selama berkarir, saya memiliki keahlian dalam menyusun laporan keuangan, mengelola pembukuan, serta mengoperasikan software akuntansi seperti Accurate dan MYOB. Saya yakin latar belakang pendidikan dan pengalaman saya sangat relevan dengan kualifikasi yang perusahaan Bapak/Ibu cari.

Sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut, saya telah melampirkan Curriculum Vitae (CV), salinan ijazah, transkrip nilai, dan dokumen pendukung lainnya dalam format PDF.

Besar harapan saya untuk dapat diberikan kesempatan mengikuti tahapan seleksi berikutnya, termasuk sesi interview.

Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Budi Santoso
0812-3456-7890
(opsional: LinkedIn: linkedin.com/in/budisantoso)


Penjelasan Contoh 1:
* Subjeknya jelas: melamar apa dan siapa yang melamar.
* Pembukaan menyebutkan posisi dan sumber info lowongan (penting!).
* Paragraf utama fokus pada relevansi pengalaman dan skill (menyusun laporan, pembukuan, software akuntansi) dengan posisi Akuntan.
* Penutup memberitahu lampiran dan menyatakan harapan untuk interview.
* Menggunakan sapaan umum karena tidak tahu nama HRD spesifik.

Contoh 2: Melamar Posisi Marketing Executive (Mengetahui Nama Recruiter)

Subjek Email: Application: Marketing Executive - Siti Aminah

Isi Email:

Yth. Bapak David Wijaya,
HR Manager PT Cemerlang Abadi,

Dengan hormat,

Perkenalkan, nama saya Siti Aminah. Saya menulis email ini untuk menyampaikan minat saya yang besar pada posisi Marketing Executive yang saat ini sedang dibuka di PT Cemerlang Abadi, seperti yang saya lihat di profil LinkedIn perusahaan.

Saya adalah profesional di bidang pemasaran dengan pengalaman 3 tahun, berfokus pada strategi digital marketing dan pengelolaan kampanye iklan online. Di perusahaan sebelumnya, saya berhasil meningkatkan engagement media sosial sebesar 40% dan menghasilkan leads berkualitas melalui Google Ads. Saya percaya kemampuan analitis dan kreativitas saya sangat cocok untuk berkontribusi pada target pemasaran PT Cemerlang Abadi.

Untuk informasi yang lebih detail mengenai latar belakang dan pengalaman saya, Bapak dapat meninjau CV dan portofolio yang terlampir pada email ini. Saya juga telah melampirkan dokumen pendukung lainnya seperti ijazah dan sertifikat.

Saya sangat antusias untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai bagaimana saya bisa memberikan dampak positif bagi tim Marketing di PT Cemerlang Abadi. Saya siap untuk diundang interview kapan pun Bapak luang.

Terima kasih banyak atas waktu dan pertimbangan Bapak David.

Hormat saya,

Siti Aminah
0878-9876-5432
LinkedIn: linkedin.com/in/sitiaminah


Penjelasan Contoh 2:
* Menggunakan sapaan yang lebih personal karena tahu nama rekruternya.
* Subjek menggunakan bahasa Inggris, asumsi perusahaan multinasional atau mengikuti kebiasaan di industri/perusahaan tersebut.
* Pembukaan menyebutkan posisi dan sumber info lowongan (LinkedIn).
* Paragraf utama menyoroti skill spesifik (digital marketing, kampanye online) dan dilengkapi metrik hasil kerja (meningkatkan engagement, menghasilkan leads). Ini lebih kuat!
* Menyebutkan lampiran CV dan portofolio (penting untuk bidang kreatif/marketing).
* Penutup menyatakan antusiasme dan ketersediaan untuk interview.

applicant tracking system
Image just for illustration

Fakta Menarik Seputar Lamaran Kerja Via Email

Ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum kamu tahu soal proses rekrutmen yang menggunakan email:

  • HRD Cuma Punya Sedikit Waktu: Rata-rata rekruter hanya menghabiskan waktu 6-7 detik untuk melihat sekilas (scanning) satu CV atau email lamaran pertama kali. Makanya, penting banget bikin kesan pertama yang kuat lewat subjek dan isi email yang ringkas.
  • Sistem ATS (Applicant Tracking System) Itu Nyata: Banyak perusahaan, terutama yang besar, pakai sistem ATS untuk menyaring lamaran. ATS akan membaca email dan lampiran (terutama CV) mencari keyword atau frasa kunci yang relevan dengan deskripsi pekerjaan. Kalau email atau CV kamu nggak mengandung keyword yang tepat, bisa jadi langsung tereliminasi oleh sistem bahkan sebelum dilihat manusia. Jadi, sesuaikan isi email dan CV dengan kata kunci di lowongan!
  • Waktu Mengirim Pengaruh: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengirim email lamaran di hari Selasa, Rabu, atau Kamis pagi memiliki tingkat respons yang lebih baik dibanding hari Senin (HRD masih sibuk) atau Jumat sore (sudah mau libur).

Tips Tambahan Supaya Lamaran Email Kamu Makin Oke

Selain struktur dan format, ada beberapa tips tambahan yang bisa bikin lamaran emailmu lebih menonjol:

  1. Personalisasi: Hindari mengirim email massal dengan isi yang sama persis ke semua perusahaan. Sedikit modifikasi di paragraf pembukaan atau paragraf utama yang menunjukkan kamu benar-benar tahu perusahaan ini atau posisi ini akan sangat dihargai. Sebutkan sesuatu yang spesifik tentang perusahaan yang membuatmu tertarik.
  2. Cantumkan Link Relevan: Jika punya portofolio online, profil LinkedIn yang profesional, atau website pribadi yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar, jangan ragu cantumkan link-nya di bagian penutup atau di bawah namamu. Pastikan link tersebut aktif dan isinya sudah diperbarui ya.
  3. Pertimbangkan Follow Up: Jika setelah 1-2 minggu belum ada kabar, kamu bisa mengirim email follow up singkat. Tanyakan dengan sopan mengenai status lamaranmu dan nyatakan kembali minatmu pada posisi tersebut. Tapi, jangan terlalu sering atau terkesan mendesak ya! Satu kali follow up biasanya sudah cukup.

Potensi Kesalahan Fatal yang Wajib Dihindari

Di luar do’s dan don’ts tadi, ada beberapa kesalahan yang bisa langsung membuat lamaranmu ditolak mentah-mentah, bahkan sebelum rekruter selesai membacanya:

  • Salah Nama Perusahaan/Posisi: Menggunakan nama perusahaan atau posisi dari lamaran sebelumnya. Ini menunjukkan kamu tidak teliti dan tidak profesional.
  • Lampiran Tidak Terkirim atau File Corrupt: Cek lagi sebelum kirim! Gunakan fitur “attach file” di email dengan benar dan pastikan file bisa dibuka. Uji coba kirim ke diri sendiri sangat membantu.
  • Alamat Email Pengirim Tidak Profesional: Seperti yang sudah disebut, alamat email yang aneh bisa mengurangi kredibilitasmu.
  • Banyak Typo dan Kesalahan Tata Bahasa: Ini mencerminkan ketidakhati-hatian. Selalu proofread berulang kali atau minta teman untuk membacanya sebelum dikirim.
  • Tidak Mengikuti Instruksi Lowongan: Jika lowongan minta format subjek email tertentu, ukuran file maksimal, atau dokumen spesifik, dan kamu tidak mengikutinya, itu tanda kamu kurang teliti dalam membaca instruksi.

Membuat surat lamaran di email memang butuh perhatian pada detail. Tapi dengan memperhatikan bagian-bagian penting, menggunakan subjek yang jelas, isi email yang ringkas dan persuasif, serta lampiran yang rapi, kamu sudah selangkah lebih maju dibanding banyak pelamar lainnya. Ingat, email lamaranmu adalah representasi pertama dirimu di mata perusahaan. Buatlah kesan yang terbaik!

Setelah membaca tips dan contoh di atas, apakah kamu sudah siap untuk mencoba membuat surat lamaran kerjamu sendiri di email? Bagian mana yang menurutmu paling menantang? Yuk, bagikan pengalaman atau pertanyaanmu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar